SAMPAR, Albert Camus

Judul/Title: Sampar
Penulis/Author: Albert Camus
Penerbit/Publisher: Yayasan Obor Indonesia
Edisi/Edition: I, 1985
Halaman/Pages: 269
Dimensi/Dimension: 14 x 21 x 1 cm
Bahasa/Language: Indonesia
Call No.: 843/Cam/s
Status: Ada/Available

***
Epidemi mencengkam kota Oran, penduduk berpisahan dan terkucil, ditambah keadaan kehidupan serta perasaan-perasaan manusia yang dilukiskan Camus dalam Sampar dengan mudah bisa dikenali sebagai suasana negeri Prancis pada masa pendudukan Nazi. Jumlah epidemi sampar dan perang yang terjadi di dunia sama banyaknya: namun demikian, keduanya selalu menyergap tanpa sepengetahuan manusia. Begitu kata Camus di antaranya. Tokoh pencerita bernama Bernard Rieux, seorang dokter. Dengan adanya wabah, dokter tidak lagi berperan sebagai penyembuh penyakit. Dia hanya "mampu" mendiagnostik, memutuskan, kemudian memerintahkan pemisahan ataupun pengucilan. Dia juga tidak berusaha menjadi pahlawan. Rieux hanya mencoba menjadi orang yang melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Tugas yang paling sukar baginya, justru karena dia dihadapkan pada absurditas yang memang ada dalam kehidupan manusia. Apalagi dalam kota ber-epidemi! Lawan bicara Rieux yang utama ialah Tarrou. Sejak kecil tokoh ini bercita-cita "menjadi Santo tanpa Tuhan". Di waktu wabah merajalela, Tarrou mengambil sikap "bersama para korban". Berarti menolak menjadi "komplot bencana". Sedangkan tokoh Cottard sebaliknya, mewakili watak egois dan pemanfaat. Sampar merupakan pemaparan kemanusiaan yang lengkap. Dan Albert Camus menulis kepada kritikus Roland Barthes: Sampar diakhiri dengan pernyataan kehadiran serta penerimaan pergulatan yang bakal datang.

PINJAM BUKU INI/RENT THIS BOOK

0 comments:

Post a Comment