BAYANG-BAYANG RATU ADIL, Sindhunata

Judul/Title: Bayang-Bayang Ratu Adil
Penulis/Author: Sindhunata
Penerbit/Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Edisi/Edition: 1999
Halaman/Pages: 477
Dimensi/Dimension: 13.5 x 20 x 2.5cm
Bahasa/Language: Indonesia
Call No.: 814/Sin/b/C.1
Status: Ada/Available
***

Huru-hara datang tiada henti. Manusia menjadi ganas dan liar. Dimana-mana mereka bertengkar dan cakar-cakaran. Para elite politik pun tak punya lagi rasa malu. Mereka sudah dirasuki oleh roh kejahatan, sehingga lupa akan penderitaan rakyat. Hanya kepentingan sendirilah yang mereka ingat. Moral Pemimpin masyarakat meluntur pudar. Sementara rakyat bertambah sengsara. Mereka lapar, susah, dan bingung. Perilaku mereka seperti gabah didinteri.

Itulah tanda, bahwa manusia sedang berada di zaman Kalabendu, zaman kutukan dan huru-hara. Zaman ini memang zaman hukuman. Segala niat baik dan cita-cita luhur tak kesampaian. Bahkan pemimpin yang kelihatan baik pun tiba-tiba bisa dirasuki kejahatan. Zaman ini memang penuh kutukan, tapi juga penuh harapan. Di zaman Kalabendu ini, kejahatan ditelanjangi, tetapi kebaikan juga mulai dinyatakan. Wong becik ketitik, wong ala ketara, orang baik akan tampak, orang jahat akan terungkap.

Jika Kalabendu datang, artinya akan terjadi salining zaman (pergantian zaman). Dengan datangnya Kalabendu, manusia sedang berada di ambang zaman baru. Dan inilah hukum yang berlaku di zaman Kalabendu: makin penderitaan menghebat, makin cepatlah datangnya sang pembebas. Sang pembebas itu adalah Ratu Adil, yang akan meringankan penderitaan rakyat, menjungkirbalikan pemimpin yang jahat, dan menegakkan moralitas. Di bawah naungannya, rakyat --lebih-lebih wong cilik -- bakal gemuyu, tertawa bahagia.


Bayang-Bayang Ratu Adil menceritakan kisah-kisah di sekitar Kalabendu itu. Buku ini sesungguhnya adalah laporan, features dan esai jurnalistik tentang kehidupan dan kebudayaan orang Jawa, lebih-lebih mereka yang sederhana hidupnya. Dalam kisah-kisah itu tampak betapa besar harapan mereka akan datangnya zaman bahagia, yang akan membebaskan mereka dari penderitaan. Harapan itulah yang mendasari dan mempertajam pengetahuan intuitif mereka, sehingga apa yang mereka ramalkan menjadi kenyataan di kemudian hari.

PINJAM BUKU INI/RENT THIS BOOK

0 comments:

Post a Comment